Home » Ragam » Sastra & Budaya » Kisah Orang Maluku di Operasi Batavia

Kisah Orang Maluku di Operasi Batavia

Pagelaran Lebaran Teater : 'Ingatan dan Kemudian' Di Taman Ismail Marzuki
Pagelaran Lebaran Teater : 'Ingatan dan Kemudian' Di Taman Ismail Marzuki

Catatan : M. Suhfi Majid

Atas undangan Jacqueline Vorst Benghazi, saya mengajak isteri untuk menyaksikan pentas Teater Deltadua di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta (Kamis, 1/12/2022).

Tampil di TIM, Teater Deltadua diundang oleh Dewan Kesenian Jakarta sebagai penampil pembuka Festival Teater Jakarta (FTJ). Membawa lakon Operasi Batavia, disutradarai oleh Anis de Jong. Deltadua telah berusia 40 tahun. Digawangi oleh Anis de Jong, Deltadua memproduksi berbagai karya yang terinspirasi dari berbagai kisah, histori dan value dari Kebudayaan Maluku.

Nuansa Maluku terbawa kental dalam setiap pentas Deltadua. Wajar adanya. Sebagai sutradara teater di Belanda, darah Maluku mengalir dalam diri seorang Anis De Jong. Maka Maluku dengan beragam nilanya, di bawah Anis De Jong di pentas megah panggung Taman Ismail Marzuki. Seperti Kamis malam (1/12), ketika menampilkan lakon Operasi Batavia.

Di Deltadua, ada dua nama yang saya kenal cukup baik. Mereka menjadi bagian kisah sukses di balik pentas Deltadua Teater. Jacqueline Vorst, di belakang panggung sebagai Text Editing. Jacqueline juga mengatur lakon sebagai asisten sutradara. Peran gandanya sebagai Public Relation membuat saya dan isteri akhirnya mampir di TIM. “Datang ya ke pertunjukan theater DeltaDua sama Teater Kubur di TIM Jakarta Menteng. Cuma satu kali main di pentas”. Promo khas seorang Public Relation. Dan saya mengiyakan untuk berada di stage penonton.

Satu nama lainnya dibalik panggung Operasi Batavia, Ron Habiboe. Ia seorang sejarawan. Di pentas Operasi Batavia, ada tugas yang diembannya, sebagai text contribution. Pertama kali bertemu Ron di Den Haag Belanda pada Januari 2016. Kesempatan lainnya, bertemu Ron di Ambon. Saya ingat betul, ketika bertemu dengannya di Restaurant Si Des di area Centrum Den Haag, ia membawa satu paket roti yang dihadiahkan untuk saya. Cukup enak.

Ron Habiboe memang sejarawan tulen yang mendalami berbagai sisi tentang Maluku selama bertahun-tahun. Ia sebelumnya pernah bekerja sama dengan Museum Maluku, melakukan proyek wawancara tentang pengaruh Perang Dunia Kedua terhadap kehidupan orang Maluku di Belanda.

Tak heran, plot lakon Operasi Batavia seperti merangkai perjalanan sebuah sejarah. Mulai dari kemerdekaan, berpindahnya tentara KNIL ke Belanda, kehilangan harapan untuk pulang setelah Konferensi Meja Bundar, hingga kisah tentang ‘seorang westerling’.

Plot lakon Operasi Batavia seperti merangkai perjalanan sebuah sejarah.

Bersama Teater Kubur, lakon itu dibuat dengan rapi. Tidak jumawa. Dan akting para pemain yang mengalir alamiah dan keren.

Tragedi seorang Moses yang rindu Ambon, terkemas dengan cukup apik. Dibalut oleh musik Ambon masa lalu, kita seperti sedang menyaksikan sebuah parade. Seorang laki laki Ambon di Belanda yang menyeruak rasa rindu kampung halaman. Namun, berada dalam nestapa dan ketakberdayaan.

Dan ketika iringan musik dan lirik Papeda dingin melatari, ingatan terhadap jejak dan kisah di kampung halaman Ambon manise tiba-tiba saja melintas…

Papeda dingin, kuahnya tomi-tomi
Campur bakasang, dengan cili padi
Itu makanan, anak – anak Maluku

Tomi – tomi randam di kua
Papeda dingin sabale dua
Rasa satu mau dua
Rasa satu mau dua

Perpindahan adegan demi adegan Operasi Batavia oleh pemeran, dengan fonetik yang jernih menjadikannya kian menarik. Kolaborasi Deltadua dan Teater Kubur wajar diberi ajungan jempol. Rangkaian dialog, dikemas dalam tiga Bahasa : Bahasa Belanda, Inggeris dan Indonesia. Tentu saja celetukan khas Maluku dengan kentalnya Bahasa Ambon yang muncul dalam setiap penggalangan dialog menumbuhkan tawa di panggung penonton. Untuk soal ini, Anis de Jong – sang sutradara memang menunjukan kawakannya.

Operasi Batavia juga terselip komposisi kritik yang disampaikan dengan cara cerdas. Tidak hanya kepada pemerintah dan publik Belanda, namun juga pemerintah Indonesia. Sebutlah, kritik atas kebohongan tentara Belanda kepada veteran KNIL Ambon. Selain dengan frasa yang lugas, ada sarkasme yang mengundang gelak tawa.

Walau ada dramatisasi layaknya sebuah roman, pentas Operasi Batavia oleh Deltadua dan Teater Kubur lebih dari 2 jam ini tetap layak untuk dinikmati. (***)

Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Share :

Posted in

Berita Serupa

Menkopolhukam Soroti Mafia Hukum di Berbagai Institusi

enteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud…

Selengkapnya »

Terinspirasi Teori Evolusi, Olahraga Merangkak Ini Punya Banyak Penggemar

Pentingnya berolahraga melahirkan berbagai cara dan macam-macam gerakan…

Selengkapnya »